Kode Iklan 1
Kode Iklan 2
Kode Iklan 3
Kode Iklan 4
Blog ini untuk media sharing kita dibidang mechanical ya kawan, jangan lupa KLIK iklan ya, Terima kasih
Kekuatan impact adalah kekuatan spesimen terhadap impact(beban kejut). Dinyatakan dengan banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan material tersebut.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan impact, yatitu:
1. Bentuk dan Ukuran SudutNotch
Takik atau notch dengan ukuran sudut semakin kecil akan mendukung terjadinya patahan karena takik merupakan tempat pemusatan tegangan saat benda diberi beban kejut
Homogenitas
suatu material akan berpengaruh terhadap gaya antar ikatan atom-atomnya.Semakin
kecil ukuran butir maka material tersebut semakin rapuh dan impact strength-nya semakin
rendah.Semakin besar ukuran butir maka material tersebut semakin ulet dan impact strength-nya semakin besar.
Kekuatan impact suatu material juga dipengaruhi oleh arah orientasi kristalnya.Semakin homogen suatu material atau semakin sama arah orientasi kristalnya maka material tersebut bersifat ulet dan impact strength-nya semakin besar.Bila strukturnya heterogen atau berbeda arah orientasi kristalnya maka material tersebut bersifat keras dan impact strength-nya semakin kecil.
4. Jenis Material
Jenis material yang berbeda akan mempunyai susunan atom yangberbeda sehingga kekuatan impact-nya berbeda-beda pula
5. Heat Treatment
Proses heat treatmentyang berbeda akan
menghasilkan impact strengthyang
berbeda pula, karena proses heat
treatment menghasilkan perubahanmekanik yang berbeda pula. Urutan kekuatan impact dari yang kecil sampaiyang besar
yaitu :
· Hardening
· Tempering
· Tanpa perlakuan
· Normalizing
· Annealing
6. Tensile Strength
Suatu material dengan tensile strength yang tinggi
akan memiliki impact strength yang
rendah. Hal ini menunjukkan tensile
strength berbanding terbalik dengan impact strength.
7. Kecepatan Pendinginan
Pendinginan yang cepat akan menurunkan harga impact strength-nyakarena pendinginan yang cepat setelah pemanasan akan cenderung membentuk struktur martensite yang cenderung bersifat keras dan rapuh.
8. Kekerasan
Semakin tinggi tingkat kekerasan suatu material maka semakin rendahharga impact strength-nya.Kareana material yang keras cenderung rapuh.
Definisi Kekuatan Kejut
Kekuatan impact adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban dinamis atau mendadak yang dapat menyebabkan rusak atau patah. Pengujian impactmerupakan suatu pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian impact dengan pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan. Dasar pengujian impact ini adalah penyerapan energi potensial dari suatu pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi.Pada pengujain impact ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impact atau ketangguhan bahan tersebut.
Macam – Macam Metode Pengujian Impact
1. Pengujian Pukul
Takik (Beam Impact Test)
Digunakan untuk mengetahui
kemampuan suatu logam untuk menahan beban atau pukulan suatu logam.Suatu
material dikatakan tangguh bila mampu menyerap energi lebih besar tanpa
terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah. Secara umum benda uji impact dikelompokkan ke dalam dua cara
yaitu cara uji charpy dan cara uji izod.
a. Cara Pembebanan
Charpy
Benda uji charpy memiliki luas penampang lintang bujur sangkar ( 10 mm x 10 mm) dan memiliki takik (notch) berbentuk V dengan sudut 45 derajat dengan jari – jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Benda uji diletakkan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tertakik diberi beban impact dari ayunan bandul.Cara ini banyak digunakan di Amerika.
Pada pengujian impact,energi yang diserap oleh benda
uji biasanya dinyatakan dalam satuan Joule dan dibaca langsung pada skala (dial) penunjuk yang telah dikalibrasi
yang terdapat pada mesin penguji. Harga impact
(HI) suatu bahan yang diuji dengan metode charpy
didapatkan dari rumus HI = E/ A dimana E
adalah energi yang diserap dalam satuan Joule dan A luas penampang di bawah
takik satuan mm².
b.
Cara Pembebanan Izod
Benda uji Izod mempunyai penampang lintang bujur sangkar atas lingkaran
dengan takik berbentuk V yang dijepit di
bagian ujungnya. Cara melakukan pengujian ini yaitu salah satu bagian benda uji
dijepit tepat pada bibir takik dan posisi takik berhadapan dengan pendulum yang
akan memberikan beban kejut. Pembebanan ini banyak digunakan terutama di
Inggris.
Sumber : Kakani (2004 : 156)
Cacat Titik
Cacat adalah kerusakan atau ketidaksempurnaan
susunan atom
dalam kristal yang
terjadi akibat kekurangan
atau kelebihan atom, penyebab umum dari cacat titik adalah perangsangan
atom oleh suhu. Macam-macam cacat antara lain :
1. Kekosongan
Bila mana sebuah atom lepas dari posisi kisi normal disebabkan oleh gangguan blok selama pertumbuhan kristal.
2. Sisipap
Terjadi bila atom dalam kristal dititik pertengahan antara posisi kisi yang normal.
Cacat Garis (dislokasi)
merupakan
gabungan dari cacat
titik. cacat garis adalah ketidaksempurnaan periodik atom
dalam kristal yang
membentuk satu jalur
tertentu. Dislokasi pada kristal merupakan cacat yang menyebabkan gejala slip (luncur) sebagai penyebab dari
sebagaian besar logam yang berubah bentuk secara
plastis. Terdapat 3 dislokasi yaitu :
1. Dislokasi sisi
Dapat digambarkan sebagai satu sisipan bidang
atom tambahan dalam struktur Kristal di sekitar
lokasi dislokasi terdapat daerah yang mengalami tekanan
dan tegangan sehingga terdapat energi tambahan di
samping dislokasi tersebut disebut vector geser, vector
ini tegak lurus pada garis dislokasi tersebut.
2. Dislokasi ulir
Menyerupai spiral
dengan garis cacat
sepanjang sumbu
ulir. Vektor luncurnya
sejajar dengan garis dislokasi. Atom-atom di
sekitar dislokasi ulir mengalami gaya geser.
Oleh karena itu,
disana terdapat energi tambahan. Disloksai ini
memudahkan pertumbuhan kristal, karena atom dan sel tambahan dapat bertumpuk pada setiap anak
tangga ulir.
3.
Dislokasi campuran
Dislokasi ini terjadi ketika diberi gaya yang mengakibatkan
dislokasi ulir maupun dislokasi sisi. Keduanya menghasilkan deformasi akhir yang sama dan
sebetulnya dihubungan satu sama lainnya oleh garis
dislokasi yang terjadi.
Cacat bidang
Terjadinya pergeseran kristal relativ terhadap bagian kristal lainnya, sepanjang bidang kristolografi tertentu. Bidang terjadinya slip disebut bidang slip (slip direction), umumnya bahwa slip lebih mudah terjadi pada daerah yang lebih padat
Dan kemudian terdapat Twinning yaitu suatu fenomena adanya perubahan arah orientasi suatu bagian butir kristal sehingga susunan atom di bagian tersebut akan simetri dengan
bagian lain yang
tidak mengalami perubahan. Bidang yang merupakan pusat simetri dan menjadi cermin antara kedua
bagian ini disebut
bidang kembaran.
Ketika material mengalami perubahan fasa
dari cair menjadi fasa padat, maka terjadi pembentukan butir. Mekanisme
pembentukan butir adalah sebagai berikut :
Pengintian
Ketika material mengalami pendinginan maka atom atomnya akan semakin sulit bergerak, sehingga mulai mengatur kedudukannya dan mulai membentuk inti Kristal dan lattice ( susunan atom menjadi struktur kristal )
Kristalisasi
Kristalisasi adalah pembentukan inti dominan dan butir-butir kristal yang besar, kristalisasi terjadi setelah terjadinya tarik-menarik inti-inti yang telah stabil.
Pembentukan butir
Pembentukan
butir terjadi ketika inti dominan membentuk butir-butir Kristal yang besar
saling bergandengan dengan butir lain atau inti dominan lainnya.
Sumber : William F. Smith ( 1996:121)
Kekerasan suatu material
ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya :
Kadar
Karbon
Karbon sangat mempengaruhi kekerasan material karena Karbon
berperan untuk pembentukan sementit (serta karbida lainnya), dan pembentukan
fase-fase yang mana martensit adalah fase terkeras dari fase lainnya, dengan
menaikkan kadar karbon maka kekerasan material juga akan meningkat.
Unsur
Paduan
Unsur
paduan diperlukan untuk menyempurnakan sifat mekanik dari material, salah
satunya kekerasan dari material, adapun beberapa unsur paduan yang berperan
terhadap sifat mekanik material yaitu karbon (C), mangan (Mn), kromium (Cr),
Silikon (Si), Nikel (Ni), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan banyak lainnya.
Heat Treatment
Perlakuan-perlakuan pada Heat Treatment dapat merubah sifat
mekanik dari material, seperti proses Annealing
dapat mengurangi kekerasan namun meningkatkan keuletan dari logam, proses
pendinginan cepat (quenching) juga
berpengaruh terhadap butir yang terbentuk sehingga juga mempengaruhi kekerasan material.
Ukuran
dan dimensi butir
Semakin kecil dan halus ukuran dari
butir yang terbentuk maka semakin tinggi pula tingkat kekerasan material, dan
semakin besar dan kasar struktur butir dari material maka tingkat kekerasan
material semakin berkurang.
Kekerasan adalah kemampuan terukur dari sebuah logam yang
menyatakan ketahanan logam pada deformasi plastis dan ketahanan permukaan logam
terhadap goresan dan indentasi.
Terdapat tiga tipe metode pengujian kekerasan berdasarkan perbedaan perlakuan kepada spesimen, antara lain :
Metode Pantulan
Metode ini menggunakan alat yang disebut Schleroscope yang mengukur ketinggian
pantulan suatu pemukul dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu.Tinggi pantulan berbanding lurus dengan kekerasan spesimen.
Metode ini praktis karena alat yang digunakan tidak rumit dan memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan juga metode ini tidak meninggalkan bekas pada spesimen yang diujikan.
Metode Indentasi
Metode ini menggunakan penekanan benda uji dengan indentor
dalam waktu dan dengan gaya tekan tertentu. Kekerasan material ditentukan oleh
dalam ataupun luas area indentasi yang dihasilkan.Berdasarkan prinsip kerjanya,
metode indentasi diklasifikasikan menjadi metode Brinell, metode Vickers,
dan metode Rockwell.
1.
Metode
Brinell
Nilai dari pengujian brinell tidak berpengaruh pada goresan yang terdapat pada permukaan atau kekasaran permukaan, sehingga metode ini lebih praktis, namun meninggalkan bekas yang besar ( ukuran indentor sekitar 10mm ) pada spesimen sehingga berpotensi merusak spesimen secara fatal.Satuan dari metode ini adalah Brinell Hardness Number (BHN)
L = beban, Kg
D = Diameter bola
indentor, mm
d = Diameter
bekas indentasi, mm
2.
Metode
Vickers
Metode
ini memiliki hasil yang lebih akurat dari metode brinell karena bentuk indentor dari metode ini berbentuk
piramida persegi, karena dapat menggunakan beban ringan, metode ini dapat
dikerjakan pada spesimen yang tipis ( hingga 0.15mm ).Satuan dari metode ini
adalah Vikers Hardness Number (VHN)
L = Beban, Kg
d = Panjang diagonal bekas indentasi, mm
3. Metode Rockwell
Metode ini memiliki indentor yang kecil (1.6mm) sehingga
tidak merusak spesimen secara fatal, dan keakuratan dari metode ini juga sangat
tinggi.Namun, permukaan dari spesimen harus benar-benar rata dan bebas dari
segala unsur asing, begitu juga dengan bagian bawah. Pada metode Rockwell terdapat dua tipe beban yaitu :
1.
Minor load
Beban yang digunakan untuk
menentukan posisi dari indentor di permukaan spesimen.
2.
Major load
Beban yang digunakan untuk
memberikan bekas yang nanti akan ukur untuk menentukan kekerasan.
Satuan dari metode ini adalah Rockwell Hardness Number (RHN)
Metode
Gores
Metode ini membagi kekerasan material berdasarkan skala Mohs.Dari skala 1 untuk kekerasan yang
paling rendah yang dimiliki material Talc
hingga skala 10 untuk kekerasan tertinggi yang dimiliki oleh Diamond.Prinsip metode ini adalah dengan
menggoreskan berbagai material, yang mana sebuah material tidak dapat menggores
material dengan skala Mohs diatasnya.
Metode ini tidak banyak digunakan di bidang metallurgy karena nilai yang didapat
dari metode ini kurang spesifik dan juga terdapat perbedaan yang sangat jauh
antara setiap nilai skala Mohs.
Pada baja paduan atom karbon dan atom
besi saling berkoordinasi dengan atom lain. Oleh karena itu kadar karbon
Eutectoid dan suhu Eutectoid berubah bila
ada elemen paduan lainnya. Pada diagram fase Fe-Fe3C dibuat tanpa unsur paduan. Jika
terdapat unsur paduan, maka diagram akan mengalami pergeseran yang disebut
pergeseran eutectoid.Perubahan yang terjadi pada kadar karbon eutectoid dan suhu eutectoid
dapat dilihat
pada diagram dibawah ini:
Pada gambar 1.14(A), komposisi-komposisi
paduan mengubah batas titik transformasi eutectoid
(727oC) seperti 3% Cr menaikan temperatur eutectoid menjadi 765oC. Sedangkan pada gambar 1.14(B) komposisi Mn pada
paduan besi merubah konsentrasi %C dari+
0.67% menjadi +0,60%. Dari data diatas dapat diketahui karena faktor-faktor tersebut:
1.
Nikel
dengan struktur FCC memiliki strutur austenite, mengakibatkan turunnya suhu eutectoid dengan cara menambahkan batas stabil FCC austenite. Manganese dengan strutur FCC maupun BCC juga menurunkan
suhu eutectoid.
2.
Cr
dan Mo yang berstruktur BCC membentuk ferrite dan meningatkan suhu eutectoid,
menambahkan batas stabil BCC ferrite.
3.
Molybdenum
yang mengikat C jika memiliki 1% Mo
mengurangi %C hingga 0.35% karena Mo akan menolak C.
Pergeseran dari diagram fasa dapat dihitung dari pergeseran titik eutectoid (perpotongan Ac dan Acm pada
diagram fasa) dengan rumus:
Komposit terdiri dari dua material penyusun yaitu serat dan matriks, dimana serat berfungsi untuk memberikan kekuatan dan kekaakuan dar...