Friction welding adalah
sebuah metode pengelasan simpel dan efisien yang sekarang ini mulai banyak
dipakai dalam proses produksi pada perusahaan-perusahaan di dunia industri.
Metode pengelasan ini sangat sederhana, dimana dua buah permukaan logam
digesekkan sehingga menimbulkan panas, kemudian diberikan tekanan agar dapat
menyatu. Friction welding pada
dasarnya sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran dan tekanan gesek. Friction welding mampu menghasilkan
lasan yang baik, dimana bagian lasan mempunyai kekuatan sambungan-sambungan,
bahkan lebih besar dari logam induk maupun logam yang dilas menggunakan metode
pengelasan yang umum (konvensional).
Dalam
metode friction welding panas
dihasilkan dari perubahan energi mekanik kedalam energi panas pada bidang interface benda kerja karena adanya
gesekan selama gerak putar dibawah tekanan (gesekan). Beberapa keuntungan dari friction welding ini adalah penghematan
material dan waktu untuk penyambungan dua material yang sama maupun berbeda.
Sedangkan parameter proses yang penting adalah waktu gesekan, tekanan gesekan,
waktu tempa, tekanan tempa dan kecepatan putar. Proses ini melibatkan baik
penggunaan deformasi atau difusi dan deformasi terbatas untuk menghasilkan
sambungan yang berkualitas tinggi antara bahan serupa maupun berbeda.
Dari
hasil tinjauan pustaka didapatkan beberapa penelitian seputar friction welding antara lain Motensen
Jensen, Conrad and Losee, (2001) bahan stainless tidak direkomendasikan untuk
dilas dengan metode fusion welding,
mengingat adanya peristiwa resulfurrized,
tetapi dengan metode friction welding
maka bahan tersebut dapat dilas dengan baik. Akbari Mousavi dan Rahbar
Kelishami (2008), adanya struktur mikro yang sangat halus didaerah tengah (weld zone) yang menyebabkan terjadinya
nilai kekerasan yang tinggi sesuai dengan hall-petch
relation. Sehingga kekuatan pada daerah tengah akan lebih tinggi. Juga
didapatkan bahwa tekanan awal lebih efektif dibandingkan dengan tekanan akhir.
Ho-Seung Jeong dkk (2010), Meneliti tentang aplikasi friction welding pada produk poros rotor kapal. Dengan mengevaluasi kekuatan tarik sambungan dan
struktur mikro sambungan serta uji kekerasan, uji kelelahan dapat disimpulkan
bahwa dihasilkan kekuatan sambungan yang sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar